Dekopin Dorong Koperasi Mahasiswa Profesional dan Digital

jamkopna2025

Dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola koperasi mahasiswa (Kopma) di Indonesia, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) menghadirkan diskusi inspiratif dengan menghadirkan tokoh-tokoh nasional gerakan koperasi. Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Assoc. Prof. Dr. Walid, S.Pd., M.Si (Sekretaris Jenderal Dekopin), Dr. Agung Sudjatmoko (Ketua Harian Dekopin), dan Irvan Mandala Putra (Ketua Umum BPP FKKMI), serta dimoderatori oleh Khanafi Faturrazaq.

Diskusi ini mengangkat tema besar penguatan koperasi mahasiswa dari sisi internal, eksternal, hingga transformasi digital. Para pembicara menekankan pentingnya manajemen yang profesional, sinergi dengan birokrasi kampus, serta kesinambungan regenerasi dalam pengelolaan Kopma.

Membangun Internal yang Kuat, Cermin Koperasi yang Berkualitas

Assoc. Prof. Dr. Walid membagikan pengalaman inspiratifnya saat memimpin KPRI HANDAYANI UNNES periode 2012–2015. Dalam masa kepemimpinannya, beliau fokus pada pembenahan sistem internal koperasi, dimulai dari peningkatan kedisiplinan karyawan.

“Disiplin internal tidak bisa ditumbuhkan dengan paksaan. Saya mulai dari memberi contoh, lalu menyeimbangkannya dengan peningkatan kesejahteraan seperti kenaikan gaji dan upah,” terang Dr. Walid.

Pendekatan tersebut terbukti efektif. Dengan sistem internal yang tertata, pelayanan eksternal pun menjadi lebih optimal. Hasilnya, KPRI HANDAYANI UNNES berhasil meraih penghargaan tingkat nasional dari Kementerian Koperasi. Hal ini menjadi bukti bahwa koperasi yang dikelola secara profesional dapat bersaing di kancah nasional.

Jangan Kerdilkan KOPMA, Saatnya Bertransformasi Digital

Dr. Agung Sudjatmoko dalam paparannya menyoroti pentingnya digitalisasi dalam koperasi mahasiswa. Menurutnya, pengurus Kopma harus memiliki visi besar dalam mengembangkan koperasi berbasis teknologi agar mampu menjangkau lebih banyak anggota dan memberikan layanan yang efisien.

“Jangan pernah mengkerdilkan Kopma hanya karena anggotanya mahasiswa. Justru dari sini, jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan koperasi harus ditempa,” tegas Dr. Agung.

Beliau juga menghimbau agar ada sinergi yang kuat antara pengurus Kopma dengan birokrasi kampus. Keterlibatan aktif pihak universitas dapat mendorong program pengembangan Kopma yang lebih terstruktur, terukur, dan berkelanjutan.

Digitalisasi koperasi, lanjut Dr. Agung, bukan sekadar menggunakan aplikasi atau platform digital. Lebih dari itu, koperasi harus mampu mencatat keuangan secara transparan, membuat laporan berbasis sistem, serta memanfaatkan media digital untuk pemasaran produk dan edukasi anggota.

| Baca juga: Hari Koperasi Nasional di Semarang, Ada Ziarah hingga Malam Tasyakuran

Profesionalisme dalam Laporan dan SHU Jadi Kunci Kepercayaan

Irvan  dari BPP FKKMI melengkapi diskusi dengan menekankan pentingnya profesionalisme dalam pelaporan dan pengelolaan Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurutnya, Kopma harus konsisten dalam membagikan SHU setiap tahun kepada anggota sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.

“SHU bukan sekadar angka, tapi representasi kinerja koperasi yang bisa menguatkan kepercayaan anggota,” jelas Irvan .

Selain itu, Irvan  mengingatkan agar setiap Kopma segera melakukan pelaporan badan hukum ke instansi terkait. Legalitas yang jelas menjadi dasar kuat bagi koperasi untuk menjalin kerja sama, mendapatkan dukungan pembinaan, dan berkompetisi secara sehat di lingkungan kampus maupun nasional.

Membangun Koperasi Mahasiswa yang Visioner

Diskusi ini menjadi refleksi bahwa koperasi mahasiswa memiliki potensi besar sebagai pusat kaderisasi dan laboratorium ekonomi di lingkungan kampus. Dengan pengelolaan yang tertib, transparan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, Kopma dapat menjadi contoh praktik koperasi modern yang menjawab tantangan era digital.

Khanafi Faturrazhaq selaku moderator turut menyimpulkan bahwa sinergi antar elemen gerakan koperasi sangat penting. “Kita perlu mendorong Kopma agar tidak sekadar jadi unit usaha kampus, tapi sebagai tempat membangun karakter pemimpin koperasi masa depan,” pungkasnya.

Dari diskusi ini, terang bahwa kunci sukses koperasi mahasiswa terletak pada tiga pilar utama: internal yang kuat, sinergi eksternal yang mendukung, dan keberanian untuk berinovasi secara digital. Dekopin berkomitmen untuk terus mendampingi, mengarahkan, dan memperkuat peran Kopma di seluruh Indonesia agar terus berkembang dan berdaya saing tinggi.

 

Surakarta, 28 Juli 2025
Universitas Sebelas Maret

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Lainnya

Dalam rangka memperingati Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 tahun 2025, Dewan Koperasi …

Semarang, 11 Juli 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Koperasi Nasional 2025, …

Memahami Makna dan Sejarah Koperasi di Indonesia Koperasi merupakan bentuk usaha bersama …

Jakarta & Bogor, 24 Juni 2025 — Semangat kebersamaan dan integrasi gerakan …

Semarang – Digitalisasi kini menjadi kebutuhan penting bagi koperasi dan mitra usahanya. …